close

Tachometer Cara Kerja, Cara Menggunakan, Jenis-Jenis, dan Bagian-Bagiannya

Tachometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan putaran suatu objek, biasanya dalam satuan revolutions per minute (RPM) atau putaran per menit. 

Tachometer sangat umum digunakan di berbagai bidang seperti otomotif, mesin industri, dan aplikasi lain yang melibatkan perputaran mekanis. 

Tachometer Cara Kerja, Cara Menggunakan, Jenis-Jenis, dan Bagian-Bagiannya

Artikel ini akan membahas cara kerja tachometer, cara menggunakannya, jenis-jenis tachometer, serta bagian-bagian penting yang menyusunnya.

Cara Kerja Tachometer

Prinsip Dasar Kerja Tachometer

Tachometer bekerja berdasarkan prinsip pengukuran kecepatan rotasi atau putaran suatu objek. Kecepatan ini diukur dalam satuan RPM (revolusi per menit) atau Hz (Hertz). 

Prinsip dasar kerja tachometer bervariasi tergantung pada jenisnya, tetapi tujuan utamanya sama, yaitu untuk mendeteksi berapa kali poros atau objek berputar dalam satuan waktu tertentu.

Pada tachometer mekanis tradisional, alat ini bekerja dengan cara mendeteksi gaya sentrifugal atau perubahan posisi sudut dari poros yang berputar, sedangkan pada tachometer elektronik, alat ini mendeteksi sinyal elektronik yang dihasilkan oleh perubahan magnetis atau optik yang berhubungan dengan kecepatan putaran.

Cara Kerja Berdasarkan Jenis Tachometer

1. Tachometer Mekanis

Tachometer ini bekerja dengan mengukur gaya sentrifugal dari suatu benda yang berputar. Sebagai contoh, jika sebuah poros dipasang dengan cakram, perubahan kecepatan putaran akan menghasilkan gaya sentrifugal pada cakram tersebut. 

Gaya ini diteruskan ke mekanisme tachometer, seperti pegas atau alat ukur lainnya, untuk menghasilkan pembacaan kecepatan putaran.

2. Tachometer Elektronik

Alat ini mendeteksi sinyal elektronik yang berhubungan dengan kecepatan putaran. Misalnya, tachometer ini bisa menggunakan sensor magnetis yang mendeteksi perubahan medan magnet saat poros berputar. 

Setiap kali sensor mendeteksi perubahan medan magnet (setiap putaran), sinyal dikirim ke prosesor yang menghitung jumlah putaran per waktu tertentu, kemudian mengkonversinya ke RPM.

3. Tachometer Optik

Jenis tachometer ini menggunakan sensor optik untuk mendeteksi kecepatan putaran. Sebuah sinar cahaya (biasanya dari laser atau LED) diarahkan ke objek yang berputar, dan sensor mendeteksi jumlah pantulan dari cahaya tersebut. 

Setiap pantulan mewakili satu putaran, sehingga sensor dapat menghitung kecepatan putaran objek tersebut.

Perhitungan RPM (Revolusi per Menit)

Tachometer menghitung kecepatan putaran dengan mengukur jumlah putaran objek dalam satu waktu tertentu. Misalnya, jika sebuah poros berputar 300 kali dalam 60 detik, kecepatan putarannya adalah 300 RPM. 

Pada tachometer digital, pengukuran ini dihitung secara otomatis dan ditampilkan dalam layar digital. Pada tachometer mekanis, pengukuran dilakukan secara mekanis dengan perubahan fisik seperti jarum penunjuk yang berputar sesuai dengan kecepatan poros.

Cara Menggunakan Tachometer

Tachometer Mekanis

Langkah 1: Tempatkan ujung pengukur tachometer pada bagian poros atau permukaan yang berputar. Biasanya tachometer mekanis memiliki ujung berbentuk kerucut atau roda kecil yang bisa ditempatkan pada poros.

Langkah 2: Tekan ujung pengukur dengan lembut ke permukaan putaran. Pastikan alat tersebut berada pada posisi stabil agar tidak bergeser selama pengukuran.

Langkah 3: Baca hasil pengukuran pada layar atau jarum penunjuk tachometer setelah beberapa detik. Hasilnya akan menunjukkan kecepatan putaran dalam RPM.

Langkah 4: Setelah pengukuran selesai, lepaskan tachometer dari permukaan yang berputar dengan hati-hati agar tidak merusak alat atau objek yang diukur.

Tachometer Elektronik

Langkah 1: Sambungkan sensor tachometer ke bagian poros atau objek yang akan diukur. Jika menggunakan tachometer dengan sensor magnetis, pasang sensor di dekat poros sehingga dapat mendeteksi perubahan medan magnet.

Langkah 2: Nyalakan tachometer. Periksa apakah sinyal diterima oleh alat pengukur dengan benar. Biasanya tachometer elektronik memiliki indikator untuk menunjukkan bahwa sinyal terdeteksi.

Langkah 3: Baca hasil pengukuran pada layar digital tachometer. Pembacaan RPM akan langsung ditampilkan di layar.

Langkah 4: Setelah selesai, matikan tachometer dan lepaskan sensor dari objek yang diukur.

Tachometer Optik

Langkah 1: Pasang reflektor atau tanda optik pada bagian poros yang berputar. Biasanya tachometer optik menggunakan tanda reflektif atau pita yang menempel pada permukaan yang diukur.

Langkah 2: Arahkan sinar laser atau cahaya dari tachometer ke tanda reflektif tersebut.

Langkah 3: Nyalakan tachometer dan biarkan sensor optik mendeteksi pantulan cahaya dari tanda reflektif.

Langkah 4: Lihat hasil pengukuran pada layar tachometer. Nilai RPM akan muncul sesuai dengan kecepatan putaran objek.

Langkah 5: Setelah selesai, matikan tachometer dan lepaskan tanda reflektif dari objek yang diukur.

Jenis-Jenis Tachometer

Tachometer dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan cara kerja dan penggunaannya. Berikut adalah beberapa jenis tachometer yang paling umum:

1. Tachometer Analog

Tachometer ini menggunakan sistem mekanis untuk mengukur kecepatan putaran. Alat ini sering digunakan pada mesin-mesin yang tidak memerlukan pengukuran yang sangat presisi, seperti pada kendaraan bermotor klasik atau mesin industri.

Tachometer Cara Kerja, Cara Menggunakan, Jenis-Jenis, dan Bagian-Bagiannya

  • Keunggulan: Sederhana, tidak memerlukan sumber daya listrik, tahan lama.
  • Kekurangan: Akurasi lebih rendah dibandingkan tachometer digital atau elektronik.

2. Tachometer Elektronik

Tachometer elektronik menggunakan sensor magnetik atau induksi untuk mendeteksi kecepatan putaran. Jenis ini banyak digunakan pada kendaraan modern, mesin-mesin industri, dan peralatan yang membutuhkan pengukuran RPM secara real-time dan presisi tinggi.


  • Keunggulan: Akurat, cepat, dan bisa diprogram untuk berbagai jenis pengukuran.
  • Kekurangan: Membutuhkan sumber daya listrik dan lebih mahal.

3. Tachometer Digital

Tachometer digital mengukur kecepatan putaran secara elektronik dan menampilkan hasilnya pada layar digital. Ini sering digunakan di industri yang membutuhkan presisi tinggi dan data yang mudah dibaca.

Tachometer Cara Kerja, Cara Menggunakan, Jenis-Jenis, dan Bagian-Bagiannya

  • Keunggulan: Akurasi tinggi, mudah dibaca, dilengkapi fitur tambahan seperti penyimpanan data.
  • Kekurangan: Lebih mahal, rentan terhadap kerusakan elektronik.

4. Tachometer Optik

Tachometer optik menggunakan sensor cahaya untuk mendeteksi pantulan dari permukaan yang berputar. Jenis ini ideal untuk pengukuran kecepatan pada objek yang tidak bisa dihubungkan langsung dengan sensor mekanis atau magnetis.

  • Keunggulan: Tidak memerlukan kontak fisik dengan objek, ideal untuk pengukuran kecepatan putaran yang sangat cepat.
  • Kekurangan: Membutuhkan kondisi cahaya yang stabil dan tanda reflektif pada objek.

5. Tachometer Laser

Jenis tachometer ini mirip dengan tachometer optik, tetapi menggunakan sinar laser untuk mendeteksi putaran. Alat ini sangat presisi dan sering digunakan dalam penelitian atau pengujian yang membutuhkan keakuratan tinggi.

  • Keunggulan: Presisi sangat tinggi, tidak memerlukan kontak fisik dengan objek.
  • Kekurangan: Mahal dan memerlukan penanganan khusus karena penggunaan laser.

Bagian-Bagian Tachometer

1. Sensor

Sensor merupakan komponen yang mendeteksi perubahan fisik dari kecepatan putaran. Pada tachometer mekanis, sensor dapat berupa roda atau ujung pengukur yang menyentuh objek berputar. Pada tachometer elektronik atau optik, sensor mendeteksi sinyal magnetik atau optik.

2. Unit Pengukur

Unit pengukur adalah bagian utama yang mengonversi sinyal dari sensor menjadi informasi kecepatan putaran (RPM). Pada tachometer mekanis, ini biasanya merupakan sistem roda gigi dan jarum penunjuk. Pada tachometer digital atau elektronik, unit pengukur menggunakan mikrokontroler untuk memproses sinyal digital.

3. Layar atau Indikator

Layar menampilkan hasil pengukuran kecepatan putaran dalam bentuk angka (untuk tachometer digital) atau penunjuk analog (untuk tachometer mekanis). Pada tachometer digital, layar bisa berupa LED, LCD, atau tampilan lainnya.

4. Sumber Daya

Tachometer elektronik dan digital memerlukan sumber daya listrik untuk beroperasi. Ini bisa berupa baterai, sumber daya eksternal, atau catu daya yang terhubung langsung ke sistem listrik yang diukur.

5. Tombol Pengaturan

Pada tachometer digital, sering terdapat tombol pengaturan untuk menyesuaikan mode pengukuran, memilih satuan (RPM atau Hz), serta fitur tambahan lainnya.

Kesimpulan

Tachometer adalah alat penting untuk mengukur kecepatan putaran dalam berbagai aplikasi, mulai dari otomotif hingga industri manufaktur. 

Ada beberapa jenis tachometer, termasuk tachometer mekanis, elektronik, digital, optik, dan laser, yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. 

Memahami cara kerja, cara menggunakan, serta bagian-bagian tachometer sangat penting untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan dapat diandalkan.


Belum ada Komentar untuk "Tachometer Cara Kerja, Cara Menggunakan, Jenis-Jenis, dan Bagian-Bagiannya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel