Controlling Pada Fungsi Manajemen
FUNGSI FUNGSI MANAJEMEN
C.ACTUATING (PELAKSANAAN)
Pengendalian (Controlling):
adalah usaha
sistematik untuk menetapkan
standar prestasi tertentu
dengan merencanakan, mendesain
sistem umpan balik informasi, membandingkan prestasi
yang sesungguhnya dengan standar
prestasi, menentukan apakah terjadi
penyimpangan dan mengukur apakah penyimpangan itu berarti (signifikan), melakukan perbaikan yang
diperlukan untuk memastikan bahwa semua sumberdaya perusahaan digunakan
dengan cara yang paling efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan perusahaan.
Definisi tersebut mencakup :
- Adanya standar prestasi.
- Adanya usaha perbandingan hasil yang diperoleh dengan rencana.
- Menentukan apakah
terjadi penyimpangan atau tidak.
- Melakukan perbaikan.
PENTINGNYA PENGENDALIAN
- PERUBAHAN
Dalam kondisi bisnis sekarang ini
nampaknya peubahan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan lagi.
Persaingan, produk baru, munculnya peraturan baru, bahan baku baru, semuanya
membuat pengendalian diperlukan untuk mengatasi skaligus memanfaatkan perubahan-perubahan yang
terjadi. Perusahaan yang tidak mengantisipasi perubahan akan
mengalami peruabahan.
- KOMPLEKSITAS
Perusahaan atau organisasi dan
situasi bisnis berkembang menjadi semakin kompleks. Perusahaan-perusahaan terdiversifikasi
luas sehingga mencakup tidak hanya satu industri
tapi beberapa industri sekaligus dengan tingkat kompleksitas
yang tinggi.
- KESALAHAN
Bila tidak ada kesalahan dalam
organisasi maka pengendalian tidak diperlukan. Manajer hanya pelu
mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi didalam organisasi atau di lingkungan.
Untuk mendiagnosis
kesalahan-kesalahan
tersebut sedini mungkin maka
diperlukan sistem pengendalian yang baik.
TIPE TIPE PENGENDALIAN
- PENGAWASAN PENDAHULUAN (FEEDFORWARD CONTROL / STEERING CONTROL) Pengawasan ini didesain untuk mendeteksi penyimpangan dari standar tertentu dan memungkinkan perbaikan dilakukan sebelum seluruh tahap kegiatan tertentu diselesaikan. Jadi pengawasan ini lebih aktif dan progresif dengan mendeteksi masalah-masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan sebelum sesuatu masalah terjadi.
- PENGENDALIAN CONCURRENT (YES/NO) Tipe pengendalian ini dilakukan selama kegiatan masih belangsung. Tipe ini merupakan pengendalian dimana suatu kegiatan akan terus dilanjutkan atau tidak apabla ada persetujuan atau ada kondisi tertentu yang harus dipenuhi.
- PENGENDALIAN UMPAN BALIK (POST ACTION CONTROL / FEEDBACK CONTROL) Pengendalian ini mengevalusi hasil-hasil yang telah terjadi setelah suatu kegiatan selesai. Penyebab penyimpangan kemudian ditentukan, dan kemudian penyebab tersebut dapat dijadikan sbagai input dalamperencanaan dimasa mendatang untuk kegiatan yang serupa. Pengawasan ini bersifat historis karena dilakukan setelah kegiatan terjadi. barang atau jasa, jumlah langganan atau kualitas
TAHAP TAHAP DALAM PROSES PENGAWASAN
1. PENETAPAN STANDAR
Standar berarti sebagai suatu
satuan pengukuran yang
dapat digunakan sebagai “patokan”
untuk menilai hasilhasil.
3 (tiga) bentuk standar yang umum
adalah :
- Standar-standar phisik, mungkin
meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah langganan atau kualitas barang
atau jasa, jumlah langganan atau kualitas produk.
- Standar-standar moneter, yang
ditunjukkan dalam rupilesah dan mencakup biaya tenaga kerja, biaya penjualan,
laba kotor, pendapatan penjualan, dan sejenisnya.
- Standar-standar waktu, meliputi
kecepatan produksi atau batas waktu suatu pekerjaan harus diselesaikan.
- Hukum Perlindungan Konsumen
- Sistem informasi manajemen (SIM)
- Materi Hukum Perlindungan Konsumen
- Kelembagaan Perlindungan Konsumen
- Konsep Dasar Manajemen Strategik
- Penentuan visi, misi, falsafah, Dan tujuan perusahaan
- Gambaran Umum Tentang Anggaran
2. PENENTUAN PENGUKURAN PELAKSAAN
KEGIATAN
Penetapan standar
adalah sia-sia bila
tidak disertai berbagai cara
untuk mengukur pelaksanaan kegiatan secara nyata. Oleh karena itu, tahap kedua
dalam pengawasan adalah menentukan pengukuran atau pelaksanaan kegiatan secara
tepat.
3. PENGUKURAN PELAKSAAN KEGIATAN
Setelah frekuensi pengukuran dan
sistem monitoring ditentukan, dilakukan sbagai proses berulang-ulang danterus
menerus. Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan, yaitu :
- Pengamatan (observasi).
- Laporan-laporan, baik lisan dan tertulis.
- Metode-metode otomatis.
- Inspeksi, pengujian (test) atau dengan pengambilan sampel.
4. PERBANDINGAN YANG TERLAKSAKAN
DENGAN STANDAR DAN ANALISA PENYIMPANGAN
Tahap kritis dari proses
pengawasan adalah perbandingan pelaksanaan nyata dengganalisa dan
menginterpretasikan. an pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah
ditetapkan.
5. PENGAMBILAN TINDAKAN KOREKSI
BILA DITENTUKAN
Standar mungkin diubah,
pelaksanaan diperbaiki, atau keduanya dilakukan Bersamaan.
Tindakan koreksi berupa :
- Mengubah standar mula-mula.
- Mengubah pengukuran pelaksanaan.
- Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan.
- Sistem pengendalian yang baik
memerlukan akurasi dan kecepatan informasi
sehingga penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi dapat terdeteksi sedini mungkin. Untuk itu diperlukan Sistem
Informasi Manajemen yang Efisien dan Efektif.
- Pengendalian juga juga
harus dilakukan untuk semua lapisan organisasi, bukan hanya manajemen tingkat lapisan
organisasi, bukan hanya manajemen tingkat atas.
- Pengendalian juga tidak hanya
untuk satu fungsi tertentu, seperti keuangan, tetapi Juga
untuk fungsi lainnya seperti fungsi operasional, pemasaran, atau sumberdaya
manusia.
PRESTASI KUNCI
(KEY PERFORMANCE AREA)
Prestasi Kunci
merupakan bagian dari
organisasi atau unit organisasi
yang harus berfungsi
efektif apabila organisasi atau unit secara keseluruhan akan
bejalan sukses. Jika bagian ini berjalan dengan baik, maka secara kesluruhan
organisasi dapat diharapkan berjalan lancar, dan sebaliknya.
Dengan demikian bagian ini mepunyai peanan yang penting untuk kelancaran organisasi.
Disamping prestasi kunci yang
bersifat fungsional seperti yang digambarkan diatas, prestasi kunci yang
bersifat menyeluruh juga dapat dirumuskan, misal tingkat kepuasan konsumen.
PERANCANGAN PROSES PENGAWASAN
William H. Newman telah
mengemukakan prosedur untuk penetapan sistem pengawasan. Pendekatan terdiri
atas 5 (lima) langkah dasar :
1.MERUMUSKAN HASIL YANG
DIINGINKAN
Manajer harus
merumuskan hasil yang
akan dicapai sejelas mungkin.
2.MENETAPKAN PETUNJUK
(PREDICTORS) HASIL
Tujuan pengawasan sebelum dan
selama kegiatan dilaksanakan adalah agar manajer dapat mengatasi dan memperbaiki adanya penyimpangan
sebelum keliatan diselesaikan. Newman telah mengidentifikasikan beberapa
“early warning predictors” yang dapat membantu manajer memperkirakan apakah
hasil yang diinginkan tercapai atau tidak, yaitu
- Pengukuran masukan.
- Hasil-hasil pada tahap-tahap permulaan.
- Gejala-gejala (symptoms).
- Perubahan dalam kondisi yang diasumsikan.
3.MERUMUSKAN STANDAR PENUNJUK DAN
HASIL
Penetapan standar untuk penunjuk
dan hasil akhir adalah bagian penting perancangan proses pengawasan.
4.MENETAPKAN JARINGAN INFORMASI
DAN UMPAN BALIK
Jaringan kerja komunikasi
dianggap baik bila aliran tidak hanya keatas tetapi juga kebawah kepada siapa
yang harus mengambil tindakan koreksi.
5.MENILAI INFORMASI DAN MENGAMBIL
TINDAKAN KOREKSI
Langkah terakhir adalah
pembandingan penunjuk dengan standar, penentuan apakah tindakan koreksi perlu diambil, dan
pengambilan tindakan.
BIDANGH BIDANG PENGAWASAN STRATEGIK
(TITIK PENGENDALIAN STRATEGIS)
Bidang-bidang ini merupakan
aspek-aspek satuan kerja atau organisasi yang harus befungsi secara efektif
agar keseluruhan organisasi meraih sukses.
Melalui titik
pengendalian/pengawasan strategis, manajer
dapat memperoleh informasi jalannya perusahaan
tanpa harus mengamati semua lapisan perusahaan.
Dengan cara ini jumlah informasi dan Supaya
pengumpulan informasi dapat dihemat dengan cukup
signifikan. secara keseluruhan.
- Hukum Perlindungan Konsumen
- Sistem informasi manajemen (SIM)
- Materi Hukum Perlindungan Konsumen
- Kelembagaan Perlindungan Konsumen
- Konsep Dasar Manajemen Strategik
- Penentuan visi, misi, falsafah, Dan tujuan perusahaan
- Gambaran Umum Tentang Anggaran
METODE METODE PENGAWASAN
Metode-metode Pengawasan dapat dikelompokkan ke dalam 2 (dua) bagian, yaitu
Pengawasan Kualitatif dan Pengawasan Kuantitatif.
1. PENGAWASAN KUALITATIF
Pengawasan Kualitatif tidak
melibatkan angka-angka dan dapat digunakan untuk mengawasi prestasi organisasi secara
keseluruhan.
Teknik-teknik yang sering
digunakan adalah :
- Pengamatan (Pengendalian dan
Observasi). Pengamatan ditujukan untuk mengendalikan
kegiatan atau
produk yang dapat diobservasi.
- Inspeksi teratur dan langsung. Dilakukan
secara periodik dengan mengamati kegiatan atau produk
secara langsung.
- Laporan lisan dan tertulis. Dapat
menyajikan informasi yang dibutuhkan dengan cepat disertai dengan feedback dari
bawahan dengan relatif lebih cepat.
- Evaluasi pelaksanaan. Diskusi
antara manajer dengan bawahan tentang pelaksanaan
suatu kegiatan. Cara ini dapat menjadi alat pengendalian karena masalah
yang mungkin ada dapat didiagnosis dan dipecahkan
bersama.
- Management by Exception (MBE)
Dilakukan dengan memperhatikan
perbedaan yang signifikan antara rencana dan realisasi. Teknik tersebut didasarkan prinsip
pengecualian. Prinsip tersebut mengatakan bahwa bawahan mengerjakan semua
kegiatan rutin, sementara manajer hanya mengerjakan kegiatan tidak rutin. Meskipun
manajer dapat menggunakan prinsip tersebut, beberapa manajer menetapkan prosedur
untuk membantu pelaksanaan pengendalian dengan pengecualian.
2. PENGAWASAN KUANTITATIF
Pengawasan Kuantitatif
melibatkan angka-angka untuk menilai suatu prestasi.
Beberapa teknik
yang dapat dipakai
dalam pengawasan kuantitatif adalah :
- Anggaran.
- Audit.
- Analisis Break-Even.
- Analisis Rasio.
- Beberapa bagan dan teknik
perencanaan seperti Bagan Gant (Gant Chart), PERT (Program Evaluation
and Review Technique), dan CPM(Critical Path Methode).
ALAT BANTU PENGAWASAN MANAJERIAL
2 (dua) teknik
yang paling terkenal
sebagai Alat Bantu Pengawasan Manajerial adalah Manajemen dengan
Pengecualian (Management by Exception) dan Sistem Informasi Manajemen
(Management Information Systems)
- 1MANAGEMENT BY EXCEPTION (MBE) MBE, atau prinsip pengcualian, memungkinkan manajer untuk mengarahkan perhatiannya pada bidang-bidang pengawasan yang paling kritis dan mempersilahkan para karyawan atau tingkat manajemen rendah untuk pengawasan yang paling kritis dan mempersilahkan para menangani variasi-variasi rutin.
- MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS (MIS) MIS adalah sistem pengadaan, pemrosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi yang direncanakan agar keputusan-keputusan manajemen yang efektif dapat dibuat.
MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM (MIS)
MIS dirancang melalui beberapa
tahap utama, yaitu :
- Tahap Survey Pendahuluan dan Perumusan Masalah.
- Tahap Desain Konsepsual.
- Tahap Desain Terperinci.
- Tahap Implementasi Akhir.
Agar perancangan
MIS berjalan efektif,
manajemen perlu memperhatikan 5 (lima) pedoman berikut ini :
- Mengikutsertakan pemakai (unsur) ke dalam tim perancang.
- Mempertimbangkan secara hati-hati biaya sistem.
- Memperlakukan informasi yang
relevan dan terseleksi lebih daripada pertimbangan kualitas belaka.
- Pengujian pendahuluan sebelum diterapkan.
- Menyediakan latihan dan
dokumentasi tertulis yang mencukupi bagi para operator dan pemakai sistem.
PENGAWASAN YANG EFEKTIF
Secara umum
pengawasan yang efektif
harus situasional (memperhatikan situasi). Pengawasan yang baik harus
disesuaikan dengan rencana dan struktur organisasi, kepribadian atau
karakteristik individu manajer, dan kebutuhan
untuk efisiensi dan efektivitas. Disamping
itu pengawasan juga
harus mampu memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu serta mengarah
pada upaya perbaikan.
KARAKTERISTIK PENGAWASAN YANG EFEKTIF
- Disesuaikan dengan Rencana dan Struktur Organisasi. Sistem pengendalian yang baik ditujukan untuk memastikan apakah hasil yang diperoleh sesuai dengan yang direncanakan. Disamping harus menyesuaikan dengan posisi yang mengendalikan, sistem pengendalian yang baik harus memunculkan pihak-pihak yang bertanggung-jawab terhadap penyimpangan yang terjadi.
- Disuaikan dengan Manajer. Pengendalian yang baik harus sesuai dengan karakteristik manajer yng mengwasi atau diawasi.
- Realistik secara Ekonomi. Sistem pengendalian harus memperhitungkan biaya yang dikeluarkan. Manfaat yang diperoleh dari system pengendalian harus lebih tinggi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
- Akurat. Informasi yang akurat diperlukan untuk pengendalian yang baik. Informasi yang tidak akurat bisa merusak pengendalian atau menimbulkan maslah baru.
- Tepat Waktu. Informasi harus datang pada waktu yang tepat. Apabila informasi tersebut datangnya terlambat, maka tidak akan bermanfaat banyak untuk perbaikan dimasa mendatang.
- Fleksibel. Lingkungan bisnis saat ini tidak ada lagi yang stabil selamanya. Sistem pengendalian yang baik harus memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan perubahan.
- Obyektif dan Bisa Dipahami. Sistem pengendalian yang baik harus jelas dan obyektif. Kejelasan membuat anggota organisasi tahu apa yang harus dilakukan. Obyektivitas membuat prestasi individu bisa dibandingkan dengan kriteria yang jelas, disamping diperoleh perasaan diperlakukan secara adil.
- Mengarah pada Perbaikan. Sistem pengendalian yang baik harus menghasilkan informasi yang mengarah pada perbaikan.
- Memfokuskan pada Titik Strategis Pengendalian yang baik eharusnya memfokuskan pada titik yang strategis dimana kemungkinan terjadi penyimpangan cukup besar.
- Diterima para anggota organisasi.
- Program Kewirausahaan Mahasiswa “BOOM BURGER CAFE”
- Konsep Perdagangan Dunia Maya dan Aspek Hukumnya
- Konsep Perdagangan Dunia Maya dan Aspek Hukumnya
- Penjelasan Berbagai Jenis Transformers Dan Penggunaannya
- Hukum Perlindungan Konsumen
- Sistem informasi manajemen (SIM)
- Materi Hukum Perlindungan Konsumen
PERLAWANAN TERHADAP PENGENDALIAN
1.ALASAN PERLAWANAN.
- Pengendalian yang berlebihan (overcontrol). Kadang-kadang organisasi mempunyai kecenderungan untuk melakukan pengendalian yang berlebihan, khususnya pengendalian terhadap perilaku sehari-hari anggota organisasi.
- Fokus yang tidak tepat. Sistem pengendalian dengan fokus yang salah bias mengakibatkan perlawanan terhadap sistem tersbut, disamping tujuan organisasi yang tidak tercapai.
- Balasan Positif untuk Ketidak-efisienan. Suatu sistem pengdalian barangkali mempunyai system insentif yang ‘salah’, sehingga ketidak-efisienan justru ‘dihargai’.
- Pertanggung jawaban. Sistem pengendalian akan menciptakan pertanggung- jawaban. Hal ini memperjelas siapa yang harus bertanggung-jawab terhadap kesalahan atau prestasi tertentu.
2. MENGATASI PERLAWANAN
- Menciptakan Sistem Pengendalian yang Efektif. Jika sistem pengendalian dirancang dengan baik dan mempunyai karakteristik pengendalian yang efektif, maka setiap anggota organisasi akan diperlakukan secara adil, sesuai dengan prestasinya.
- Mendorong Partisipasi. Karyawan yang dilibatkan dalam proses perencanaan dan pengendalian akan kecil kemungkinannya untuk menolak sistem rencanaan dan pepengendalian tersebut.
- Menggunakan MBO (Management By Objectives). MBO melibatkan karyawan dalam proses penentuan target atau tujuan yang akan dicapai mereka. Tujuan atau target tersebut akan menjadi standar mereka.
- Menggunakan Sistem Cross Check. Memelihara sistem informasi yang memungkinkan pengecekan silang juga akan membantu mengurangi perlawanan terhadap sistem pengendalian.
Belum ada Komentar untuk "Controlling Pada Fungsi Manajemen"
Posting Komentar