MAKALAH PROSES PELEBURAN BAJA
MAKALAH
PROSES PELEBURAN BAJA
Disusun Oleh :
Aji Fitrian Hidayat 3.31.14.0.02
Andi Purwanto 3.31.14.0.03
Annisa Rahmah H 3.31.14.0.04
POLITEKNIK
NEGERI SEMARANG
JURUSAN
TEKNIK ELEKTRO
PRODI
TEKNIK LISTRIK
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin
berkembangnya peradaban manusia, semakin beragam pula kebutuhan manusia. Ini
dapat dilihat dari aspek teknik sipil. Pada jaman dahulu orang membuat jalan
hanya dengan menyusun batu-batuan atau kerikil-kerikil, tapi
kini semuanya telah berubah, manusia berusaha membuat jalan sebagai
sarana transportasi dengan kualitas yang baik menggunakan teknologi
rekayasa guna memenuhi kebutuhannya.
Pembangunan
dalam setiap bidang yang berhubungan dalam teknik sipil dimulai
dari bangunan gedung, jembatan, jalan dan bangunan lainnya tidak
akan terpisahkan dari bahan yang berasal dari dalam perut bumi. Mulai dari
batuan, batubara, minyak bumi sampai berbagai macam mineral yang langsung
digunakan maupun yang diolah terlebih dahulu. Untuk itu dalam
kesempatan ini, akan dibahas tentang baja. Masalah ini diangkat karena ingin
mengetahui jenis-jenis baja, proses peleburan baja serta syarat apa saja
yang harus dipenuhi oleh baja sebagai bahan pembuatan baja.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
a. Apakah
itu baja ?
b. Apa
saja sifat-sifat baja ?
c. Apa
saja macam-macam klasifikasi baja?
d. Bagaimana
proses peleburan baja?
1.3 Tujuan
a.
Memahami
definisi dari baja itu sendiri.
b.
Mengerti apa
saja sifat-sifat baja.
c.
Mengetahui
macam-macam klasifikasi baja.
d.
Memahami proses
peleburan baja beserta flow diagramnya.
1.4
Metode Pengumpulan Data
1.4.1
Metode
Literatur
Literatur
adalah bahan atau sumber ilmiah yang biasa digunakan untuk membuat suatu karya
tulis atau pun kegiatan ilmiah lainnya. Literatur ini mirip dengan daftar
pustaka atau referensi. Jika anda kebingungan untuk mencari materi dari suatu
ilmu pengetahuan, maka anda akan mencari referensi ke sumber lain. Referensi ke
sumber lain itulah yang dinamakan literatur. Bentuk dari literatur bisa berupa softcopy atau hardcopy. Yang dimaksud softcopy
adalah materi atau referensi yang berbentuk data komputer, sedangkan hardcopy adalah materi atau referensi
yang berbentuk buku dan telah tercetak di kertas.
1.4.2
Metode
Searching
Searching berarti
pencarian suatu situs yang belum diketahui secara pasti alamat yang dimiliki.
Dalam melakukan searching biasanya menggunakan search engine sebagai mesin
pembantu dalam pencarian situs tersebut. Search engine adalah sebuah fasilitas
(web) yang bisa mencari links dari
situs lain. Ada berbagai macam search engine yang bisa digunakan dalam
searching, yaitu yahoo, google, altavista, lycos, astaga, msn, dan lain
sebagainya.
1.5
Sistematika Penulisan
Dalam
penyusunan laporan Praktik Kerja Industri ini,
penulis telah menyusun secara sistematis menjadi 5 (lima) bab yaitu sebagai berikut :
1.5.1
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
1.5.2
BAB
II PEMBAHASAN
Terdiri dari pengertian baja,
sejarah penemuan baja, sifat-sifat baja, klasifikasi baja dan proses peleburan
baja.
1.5.3
BAB III
PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Baja
Baja adalah logam aloy yang komponen utamanya adalah besi, dengan karbon sebagai material pengaloy utama.
Karbon bekerja sebagai agen pengeras, mencegah atom besi, yang secara alami
dalam lattice, begereser melalui satu sama lain.
Memvariasikan jumlah karbon dan penyebaran alloy dapat mengontrol kualitas
baja. Baja dengan peningkatan jumlah karbon dapat memperkeras dan memperkuat besi, tetapi juga lebih rapuh. Definisi klasik, baja adalah
besi-karbon aloy dengan kadar karbon sampai 5,1 persen yang dimana aloy dengan
kadar karbon lebih tinggi dari ini dikenal dengan besi.
Sekarang ini ada beberapa kelas baja
di mana karbon diganti dengan material aloy lainnya apabila karbon bila ada
tidak diinginkan. Definisi yang lebih baru, baja adalah aloy berdasar-besi yang
dapat dibentuk seccara plastik. Dan umumnya baja juga menjadi
bahan pelapis rompi anti peluru, yang dimana baja menjadi bahan pelapis bahan inti rompi
tersebut, yaitu bahan milik Kevlar.
2.2 Sejarah Penemuan Baja
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa
elemen lainnya, termasuk karbon. Teknik peleburan logam telah ada sejak zaman Mesir kuno
pada tahun 3000 SM. Bahkan pembuatan perhiasan dari besi telah ada pada zaman
sebelumnya. Proses pengerasan pada besi dengan heat treatment mulai
diperkenalkan untuk pembuatan senjata pada zaman Yunani 1000 SM.
Proses pemaduan yang dibuat mulai ada
sejak abad 14 yang diklasifikasikan sebagai besi tempa. Proses ini dilakkan
dengan pemanasan sejumlah besar bijih besi dan charchoal dalam tungku atau
furnance. Dengan proses ini bijih besi mengalami reduksi menjadi besi sponge
metalik yang terisi oleh slag yang merupakan campuran dari pengotor metalik dan
abu charcoal. Spone iron ini dipindahkan dari furnance pada saat masih
bercahaya dan diselimuti oleh slag yang tebal lalu slagnya dihilangkan untuk
memperkuat besi. Pembuatan besi meggunakan metode ini menghasilkan kandingan
slag sekiar 3 persen dan 0,1 persen pengotor lain. Kadang kala hasil produksi
dengan metode ini menghasilkan baja bukannya besi tempa. Para pembuat besi
belajar untuk membuat baja dengan memanaskan besi tempa dan charcoal pada boks
yang terbuat dar tanah liat selama beberapa hari. Dengan proses ini besi akan
menyerap cukup karbon untuk menjadi baja sebenarnya.
Setelah abad ke 14 tungku atau
furnance yang digunakan mulai mengalami peningkatan ukuran dan draft yang
digunakan untuk pembakaran gas melewati “charge,” pada pencampuran material
mentah. Pada tungku yang lebih besar ini, bijih besi pada bagian bagian atas
furnance akan direduksi pertama kali direduksi menjadi besi metalik dan
menghasilkan banyak karbon sebagai hasil dari serangan gas yang dilewatinya.
Hasil dari furnance ini adalah pig iron, yaitu paduan yang meleleh pada
temperatur rendah. Pig iron akan dproses lebih lanjut untuk membuat baja.
Pembuatan baja modern menggunakan
blast furnance yang juga digunakan untuk memurniakan besi oleh pembuat besi
yang lampau. Proses pemurnian besi cair dengan peledakan udara diakui oleh
penemu Inggris Sir Henry Bessemer yang mengembangkan Bessemer furnance,
atau pengkonversi, pada tahun 1855. Sejak tahun 1960 telah diproduksi baja dari
besi bekas secara kecil-kecilan pada furnance elektrik, sehingga dinamakan mini
mills. Mini mills adalah komponen yang sangat sangat penting bagi produksi baja
Amerika. Mills yang lebih besar digunakan pada produksi baja dari bijih besi.
Baca Juga CONTAH MAKALAH PEMBUKAAN REKENING KREDIT
2.3 Sifat Baja
Adapun sifat-sifat baja seacara umum
adalah sebagai berikut :
2.3.1 Sifat Fisik
Sifat fisik
baja meliputi berat, berat jenis, daya hantar panas dan konduktivitas listrik.
Baja dapat berubah sifatnya karena adanya pengaruh beban dan panas.
2.3.2
Sifat Mekanis
Sifat
mekanis suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut memberikan perlawanan
apabila diberikan beban pada bahan tersebut. Atau dapat dikatakan sifat mekanis
adalah kekuatan bahan didalam memikul beban yang berasal dari luar. Sifat
mekanis pada baja meliputi:
a. Kekuatan.
Sifat
penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberi beban, maka baja
akan cenderung mengalami deformasi/perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini akan
menimbulkan regangan/strain, yaitu sebesar terjadinya deformasi tiap satuan
panjangnya. Akibat regangan tersebut, didalam baja terjadi tegangan/stress.
Ada 3
jenis tegangan yang terjadi pada baja, yaitu :
- tegangan , dimana baja masih dalam
keadaan elastis
- tegangan leleh, dimana baja mulai
rusak/leleh
- tegangan plastis, tegangan
maksimum baja, dimana baja mencapaikekuatan maksimum.
b. Keuletan (ductility)
Kemampuan
baja untuk berdeformasi sebelum baja putus. Keuletan ini berhubungan dengan
besarnya regangan/strain yang permanen sebelum baja putus. Keuletan ini juga
berhubungan dengan sifat dapat dikerjakan pada baja. Cara ujinya berupa uji
tarik.
c. Kekerasan
Kekerasan
adalah ketahanan baja terhadap besarnya gaya yang dapat menembus permukaan
baja. Cara ujinya dengan kekerasan Brinell, Rockwell, ultrasonic, dll.
d. Ketangguhan
(toughness)
Ketangguhan
adalah hubungan antara jumlah energi yang dapat diserap oleh baja sampai baja
tersebut putus. Semakin kecil energi yang diserap oleh baja, maka baja tersebut
makin rapuh dan makin kecil ketangguhannya. Cara ujinya dengan cara memeberi
pukulan mendadak (impact/pukul takik).
e. Elastisitas (elasticity)
Kemampuan atau kesanggupan untuk
dalam batas–batas pembebanan tertentu sesudahnya pembebanan ditiadakan kembali
kepada bentuk semula.
f. Kekenyalan
atau keliatan (tenacity)
Kemampuan
atau kesanggupan untuk dapat menerima perubahan perubahan bentuk yang besar
tanpa menderita kerugian-kerugian berupa cacat atau kerusakan yang terlihat
dari luar dan dalam untuk jangka waktu pendek.
g.
Kemungkinan ditempa (maleability)
Sifat dalam keadaan merah pijar
menjadi lembek dan plastis sehingga dapat dirubah bentuknya.
Baca Juga GAYA GERAK LISTRIK (GGL)
2.4 Klasifikasi Baja
2.4.1
Baja Karbon
Baja karbon
disebut juga plain karbon steel, mengandung terutama unsure karbon dan sedikit
silicon, belerang dan pospor. Berdasarkan kandungan karbonnya, baja karbon
dibagi menjadi :
- Baja dengan
kadar karbon rendah ( < 0,2 % C)
- Baja dengan
kadar karbon sedang ( 0,1%-0,5 % C)
- Baja dengan
kadar karbon tinggi ( >0,5 % C)
Kadar karbon yang terdapat di dalam baja akan
mempengaruhi kuat tarik, kekerasan dan keuletan baja. Semakin tinggi kadar
karbonnya, maka kuat tarik dan kekerasan baja semakin meningkat
tetapi keuletannya cenderung turun.
Penggunaan baja di bidang teknik sipil pada umumnya
berupa baja konstruksi
atau baja
profil, baja tulangan untuk beton dengan kadar karbon 0,10% - 0,50%. Selain itu
baja karbon
juga digunakan
untuk baja/kawat pra tekan dengan kadar karbon s/d 0,90%. Pada bidang teknik
sipil sifat yang paling penting adalah kuat tarik dari baja itu sendiri.
2.4.2
Baja Paduan
Baja dikatakan di
padu jika komposisi unsur-unsur paduannya secara khusus, bukan baja karbon
biasa yang terdiri dari unsure silisium dan mangan. Baja paduan semakin banyak
di gunakan.Unsur yang paling banyak di gunakan untuk baja paduan , yaitu : Cr,
Mn, Si, Ni, W, Mo, Ti, Al, Cu, Nb, Zr.
2.4.3 Baja Tahan Karat
Baja tahan karat adalah paduan besi
dengan minimal 12% Chromium. Jadi tanpa tambahan apapun perpaduan Besi dengan
12% Chromium bisa disebut Stainless Steel. Komposisi ini
membentuk thin protective layer Cr2O3.
Stainless Steel biasanya dibedakan menjadi lima golongan
,penggolongan ini dilakukan menurut kadar paduan di dalamnya yaitu :
1. Stainless Steel martensitik
2. Steinless steel feritik
3. Stainless Steel Austenitik
4. Stainless Steel duplex
5. Precipitation –hardening Stainless
Steel.
2.5 Proses Peleburan Baja
Dalam Proses Peleburan Baja
didapatkan flowchart diagrmab sebagai berikut:
Gambar 2.1
Diagram Flowchart Proses Peleburan Baja
2.5.1
Proses Konverter
Proses konverter terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong
dengan menghadap kesamping.
Sistem kerja dari proses konverter dapat dijelaskan sebagai berikut:
·
Dipanaskan dengan kokas
sampai ± 1500 0C,
·
Dimiringkan untuk
memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor)
·
Kembali ditegakkan.
·
Udara dengan tekanan 1,5
– 2 atm dihembuskan dari kompresor.
·
Setelah 20-25 menit
konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.
Gambar
2.2 Skematik Proses Konverter
Proses konverter terdiri dari
beberapa macam proses, diantara lain sebagai berikut:
a.
Proses
Bessemer
Konvertor
Bessemer adalah sebuah bejana baja dengan lapisan batu tahan api yang bersifat
asam. Dibagian atasnya terbuka sedangkan pada bagian bawahnya terdapat sejumlah
lubang-lubang untuk saluran udara. Bejana ini dapat diguling-gulingkan.
Korvertor
Bessemer diisi dengan besi kasar kelabu yang banyak mengandung silisium.
Silisium dan mangan terbakar pertama kali, setelah itu baru zat arang yang
terbakar. Pada saat udara mengalir melalui besi kasar udara membakar zat arang
dan campuran tambahan sehingga isi dapur masih tetap dalam keadaan encer.
Setelah
lebih kurang 20 menit, semua zat arang telah terbakar dan terak yang terjadi
dikeluarkan. Mengingat baja membutuhkan karbon sebesar 0,0 sampai 1,7 %, maka
pada waktu proses terlalu banyak yang hilang terbakar, kekurangan itu harus
ditambah dalam bentuk besi yang banyak mengandung karbon. Dengan jalan ini
kadar karbon ditingkatkan lagi. dari oksidasi besi yang terbentuk dan
mengandung zat asam dapat dikurangi dengan besi yang mengandung mangan.
Udara
masih dihembuskan ke dalam bejana tadi dengan maksud untuk mendapatkan campuran
yang baik. Kemudian terak dibuang lagi dan selanjutnya muatan dituangkan ke
dalam panci penuang. Pada proses Bessemer menggunakan besi kasar dengan
kandungan fosfor dan belerang yang rendah tetapi kandungan fosfor dan belerang
masih tetap agak tinggi karena dalam prosesnya kedua unsur tersebut tidak
terbakar sama sekali.
Hasil dari
konvertor Bessemer disebut baja Bessemer yang banyak digunakan untuk bahan
konstruksi. Proses Bessemer juga disebut proses asam karena muatannya bersifat
asam dan batu tahan apinya juga bersifat asam. Apabila digunakan muatan yang
bersifat basa lapisan batu itu akan rusak akibat reaksi penggaraman.
Gambar 2.3
Skematik Konverter Bessemer
b.
Proses
Thomas
Konvertor
Thomas juga disebut konvertor basa dan prosesnya adalah proses basa, sebab batu
tahan apinya bersifat basa serta digunakan untuk mengolah besi kasar yang
bersifat basa. Muatan konvertor Thomas adalah besi kasar putih yang banyak
mengandung fosfor. Proses pembakaran sama dengan proses pada konvertor
Bessemer, hanya saja pada proses Thomas fosfor terbakar setelah zat arangnya
terbakar. Pengaliran udara tidak terus-menerus dilakukan karena besinya sendiri
akan terbakar. Pencegahan pembakaran itu dilakukan dengan menganggap selesai
prosesnya walaupun kandungan fosfor masih tetap tinggi.
Guna
mengikat fosfor yang terbentuk pada proses ini maka diberi bahan tambahan batu
kapur agar menjadi terak. Terak yang bersifat basa ini dapat dimanfaatkan
menjadi pupuk buatan yang dikenal dengan nama pupuk fosfat. Hasil proses yang
keluar dari konvertor Thomas disebut baja Thomas yang biasa digunakan sebagai
bahan konstruksi dan pelat ketel.
Gambar 2.4 Skematik Konvertor Thomas
c. Proses Basic Oxygen Furnance
Proses
Oksi yaitu:
1. Logam cair dimasukkan ke ruang baker
(dimiringkan lalu ditegakkan).
2. Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke
ruang bakar dengan kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %O2)
tiap satu ton muatan) dengan tekanan 1400 kN/m2.
3. Ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk
menurunkan kadar P dan S.
Proses
konvertor yang lebih modern adalah proses oksi, pada proses ini menggunakan
bahan besi kasar yang mempunyai komposisi kurang baik apabila dikerjakan dengan
konvertor Bessemer maupun Thomas. Disini zat asam murni dihembuskan di atas
cairan dan kadang-kadang juga kedalam cairan besi, sehingga karbon, silisium,
mangan dan sebagainya terbakar. Hasil pembakaran unsur-unsur tersebut ditampung
oleh bahan tambahan batu kapur dan terikat menjadi terak yang mengapung di atas
cairan besi.
Proses
pembakaran zat asam dengan zat arang terjadi pada panas yang tinggi sekali,
maka diperlukan pendinginan dengan jalan memberikan tambahan baja bekas. Hasil
akhir dari proses ini adalah baja oksi yang bermutu sangat baik karena pengaruh
buruk dari unsur udara tidak ada. Oleh karena itu baja oksi baik sekali
digunakan sebagai bahan pembuatan konstruksi dan komponen-komponen mesin,
seperti : poros, baut, pasak, batang penggerak dan lain-lainnya.
Keuntungan
dari proses oksi adalah sebagai berikut :
1. Waktu proses relatif pendek.
2. Hasilnya mengandung fosfor (P)dan
belerang (S) yang rendah.
3. Hasil yang diproduksi relatif lebih banyak
dalam tempo yang sama dibanding proses lainnya.
4. Biaya produksi baja tiap ton lebih
murah.
Gambar 2.5 Proses Basic Oxygen Furnance
2.5.2 Proses Martin (Dapur Siemen
Martin)
Proses
lain untuk membuat baja dari bahan besi kasar adalah menggunakan dapur Siemens
Martin yang sering disebut proses Martin. Dapur ini terdiri atas satu tungku
untuk bahan yang dicairkan dan biasanya menggunakan empat ruangan sebagai
pemanas gas dan udara. Pada proses ini digunakan muatan besi bekas yang
dicampur dengan besi kasar sehingga dapat menghasilkan baja dengan kualitas
yang lebih baik jika dibandingkan dengan baja Bessemer maupun Thomas.
Proses Martin menggunakan sistem regenerator (± 3000 0C.). Fungsi dari
regenerator adalah:
·
Memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur
dapur
·
Sebagai Fundamen/ landasan dapur
·
Menghemat pemakaian tempat
·
Bisa digunakan baik besi kelabu yang dilapisi batu
silka (SiO2) maupun besi putih yang
dilapisi dengan batu dolmit (40 % MgCO3 +
60 % CaCO3)
Gambar
2.6 Dapur Siemen Mastin
Proses
Martin dibagi menjadi dua yaitu:
a. Proses
Martin asam untuk besi kasar dengan kadar fosfor rendah.
b. Proses
Martin basa untuk besi kasar dengan kadar fosfor tinggi.
Gas yang
akan dibakar dengan udara untuk pembakaran dialirkan ke dalam ruangan-ruangan
melalui batu tahan api yang sudah dipanaskan dengan temperatur 600 sampai 900áµ’
C. dengan demikian nyala apinya mempunyai suhu yang tinggi, kira-kira 1800áµ’
C. gas pembakaran yang bergerak ke luar masih memberikan panas kedalam ruang
yang kedua, dengan menggunakan keran pengatur maka gas panas dan udara
pembakaran masuk ke dalam ruangan tersebut secara bergantian dipanaskan dan
didinginkan.
Bahan
bakar yang digunakan adalah gas dapur tinggi, minyak yang digaskan (stookolie)
dan juga gas generator. Pada pembakaran zat arang terjadi gas CO dan CO2 yang
naik ke atas dan mengakibatkan cairannya bergolak, dengan demikian akan terjadi
hubungann yang erat antara api dengan bahan muatan yang dimasukkan ke dapur
tinggi. Bahan tambahan akan bersenyawa dengan zat asam membentuk terak yang
menutup cairan tersebut sehingga melindungi cairan itu dari oksida lebih
lanjut.
Setelah
proses berjalan selama 6 jam, terak dikeluarkan dengan memiringkan dapur
tersebut dan kemudian baja cair dapat dicerat. Hasil akhir dari proses Martin
disebut baja Martin. Baja ini bermutu baik karena komposisinya dapat diatur dan
ditentukan dengan teliti pada proses yang berlangsung agak lama.
Lapisan
dapur pada proses Martin dapat bersifat asam atau basa tergantung dari besi
kasarnya mengandung fosfor sedikit atau banyak. Proses Martin asam teradi
apabila mengolah besi kasar yang bersifat asam atau mengandung fosfor rendah
dan sebaliknya dikatakan proses Martin basa apabila muatannya bersifat basa dan
mengandung fosfor yang tinggi.
Keuntungan
dari proses Martin dibanding proses Bessemer dan Thomas adalah sebagai berikut
:
a. Proses lebih lama sehingga dapat
menghasilkan susunan yang lebih baik dengan jalan percobaan-percobaan.
b. Unsur-unsur yang tidak dikehendaki
dan kotoran-kotoran dapat dihindarkan atau dibersihkan.
c. Penambahan besi bekas dan bahan
tambahan lainnya pada akhir proses menyebabkan susunannya dapat diatur
sebaik-baiknya.
Selain
keuntungan di atas dan karena udara pembakaran mengalir di atas cairan maka
hasil akhir akan sedikit mengandung zat asam dan zat lemas. Proses Martin basa
biasanya masih mengandung beberapa kotoran seperti zat asam, belerang, fosfor
dan sebagainya. Sedangkan pada proses Martin asam kadar kotoran-kotoran
tersebut lebih kecil.
Baca Juga KATA BIJAK IMAM SYAFI'I
2.5.3
Dapur Listrik
Dapur
listrik digunakan untuk pembuatan baja yang tahan terhadap suhu tinggi.
Beberapa keuntungan dapur ini antara lain:
·
Jumlah
panas yang diperlukan dapat dapat diatur sebaik-baiknya.
·
Pengaruh
zat asam praktis tidak ada.
·
Susunan
besi tidak dipengaruhi oleh aliran listrik.
·
Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat.
·
Temperatur dapat diatur.
·
Efisiensi termis dapur tinggi.
·
Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga
kualitasnya baik.
·
Kerugian akibat penguapan sangat kecil.
Proses dapur listrik dibagi menjadi:
a. Dapur
listrik busur nyala api.
Dapur ini
berdasarkan prinsip panas yang memancar dari busur api, dapur ini juga dikenal
dengan sebutan dapur busur nyala api. Dapur ini merupakan suatu tungku yang
bagian atasnya digantungkan dua batang arang sebagai elektroda pada arus
bolak-balik atau dengan tiga buah elektroda arang yang dialirkan arus putar.
Misalnya pada dapur Stassano busur api terjadi antara tiga ujung elektroda
arang yang berada di atas baja yang dilebur melalui ujung elektroda itu dengan
arus putar. Pada dapur Girod, arus bolak balik mengalir melalui satu elektroda
yang membentuk busur api di antara kutub dan baja cair selanjutnya dikeluarkan
melalui enam buah elektroda baja yang didinginkan dengan air ke dasar tungku.
Pada dapur Heroult menggunakan dua elektroda arang dengan arus bolakbalik dan
dapat juga menggunakan tiga buah elektroda pada arus putar. Arus listrik
membentuk busur nyala dari elektroda kepada cairan dan kembali dari cairan ke
elektroda lainnya.
Gambar
2.7 Dapur Listrik Busur Nyala Api
Keterangan
Gambar :
1. Lapisan silika
2. Campuran tanah
liat
3. Lapisan
silika/logam khusus
4. Lapisan tanah
liat
5. Lapisan
campuran tanah dengan tanah liat
6. Lapisan mangan
7. Campuran
mangan/bijih mangan
8. Elektroda
9. Lubang tuang
b. Dapur
listrik induksi.
Proses dasar dapur
listrik induksi : menimbulkan panas dengan cara mengubah tenaga listrik menjadi
panas. Listrik dialirkan lewat lilitan primer, karena lilitan primer
mengelilingi inti (teras besi), maka akan terjadi medan magnet (flux) pada inti
dan karena lilitan sekunder juga mengelilingi inti tersebut, maka akan terjadi
induksi listrik dari inti ke lilitan sekunder, lilitan sekunder menimbulkan
panas yang digunakan mencairkan logam disekitarnya.
Gambar
2.8 Dapur Listrik Induksi
Dapur
induksi dapat dibedakan atas dapur induksi frekuensi rendah dan dapur induksi
frekuensi tinggi. Pada dapur induksi dibangkitkan suatu arus induksi dalam
cairan baja sehingga menimbulkan panas dalam cairan baja itu sendiri sedangkan
dinding dapurnya hanya menerima pengaruh listrik yang kecil saja.
·
Dapur induksi frekuensi rendah
Dapur induksi frekuensi rendah bekerja
menurut prinsip transformator. Dapur ini berupa saluran keliling teras dari
baja yang beserta isinya dipandang sebagai gulungan sekunder transformator yang
dihubungkan singkat, akibat hubungan singkat tersebut di dalam dapur mengalir
suatu aliran listrik yang besar dan membangkitkan panas yang tinggi. Akibatnya
isi dapur mencair dan campuran-campuran tambahan dioksidasikan.
·
Dapur induksi frekuensi tinggi
Dapur ini terdiri atas suatu kuali
yang diberi kumparan besar di sekelilingnya. Apabila dalam kumparan dialirkan
arus bolak-balik maka terjadilah arus putar didalam isi dapur. Arus ini
merupakan aliran listrik hubungan singkat dan panas yang dibangkitkan sangat
tinggi sehingga mencairkan isi dapur dan campuran tambahan yang lain serta
mengkoksidasikannya.
Kak bab 3 penutup nya dimana kak
BalasHapusHallo kak selamat datang di website kami, untuk penutup hanya berisi kesimpulan dari makalah di atas kak
Hapus