MAKALAH ELEKTRONIKA DAYA RANGKAIAN CHOOPER
Oke Sobat Edukasi, Kali ini saya akan membahas contoh makalah elektronika daya rangkaian coopper, Sebelumnya saya telah membahas mengenai GAYA GERAK LISTRIK, Untuk lebih lengkapnya silahkan sobat baca artikel ini
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Catu
daya berfungsi untuk menkonversikan satu bentuk sumber listrik ke beberapa
beberapa bentuk tegangan dan arus yang dibutuhkan oleh satu atau lebih beban
listrik. Sistem catu-daya modern saat ini bekerja dalam mode pensaklaran,
switching, dan mempunyai efisiensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan sistem catu-daya linier. Salah satu komponen utama dari sistem catu daya
mode pensaklaran adalah konverter dc-dc (DC Chopper) yang berfungsi untuk
mengkonversikan daya elektrik bentuk dc (searah) ke bentuk dc lainnya. DC
Chopper adalah salah satu bentuk aplikasi yang berhubungan dengan tegangan DC,
hal ini dibahas dikarenakan tegangan
searah (DC) pada sistem tenaga listrik saat ini sangat dibutuhkan. Hal ini
dapat kita ditemui pada berbagai macam peralatan rumah tangga disekitar kita.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
a. Apa
yang pengertian dari konverter ?
b. Apa
saja macam-macam konverter ?
c. Bagaimana
penjelasan tentang konverter DC-DC (DC Chopper)?
d. Apa
saja macam-macam DC Chopper?
e. Bagaiamana
prinsip kerja dari masing-masing jenis DC Chopper?
Baca Juga : KATA BIJAK IMAM SYAFI'I
1.3 Tujuan
a. Memahami
tentang apa itu konverter beserta jenisnya.
b. Mengetahui
tentang apa itu DC Chopper beserta jenisnya.
c. Mengetahui
prinsip kerja dari masing-masing jenis DC Chopper.
1.4 Metode Penulisan
1.4.1
Metode
Literatur
Literatur
adalah bahan atau sumber ilmiah yang biasa digunakan untuk membuat suatu karya
tulis atau pun kegiatan ilmiah lainnya. Literatur ini mirip dengan daftar
pustaka atau referensi. Jika anda kebingungan untuk mencari materi dari suatu
ilmu pengetahuan, maka anda akan mencari referensi ke sumber lain. Referensi ke
sumber lain itulah yang dinamakan literatur. Bentuk dari literatur bisa berupa softcopy atau hardcopy. Yang dimaksud softcopy
adalah materi atau referensi yang berbentuk data komputer, sedangkan hardcopy adalah materi atau referensi
yang berbentuk buku dan telah tercetak di kertas.
1.4.2
Metode
Searching
Searching berarti
pencarian suatu situs yang belum diketahui secara pasti alamat yang dimiliki.
Dalam melakukan searching biasanya menggunakan search engine sebagai mesin
pembantu dalam pencarian situs tersebut. Search engine adalah sebuah fasilitas
(web) yang bisa mencari links dari
situs lain. Ada berbagai macam search engine yang bisa digunakan dalam
searching, yaitu yahoo, google, altavista, lycos, astaga, msn, dan lain
sebagainya.
1.5
Sistematika Penulisan
Dalam
penyusunan makalah proses peleburan baja ini,
penulis telah menyusun secara sistematis menjadi 5 (lima) bab yaitu sebagai berikut :
1.5.1
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
1.5.2
BAB
II PEMBAHASAN
Terdiri dari pengertian konverter,
jenis konverter, pengertian DC Chopper, jenis DC Chopper dan prinsip kerja dari
DC Chopper.
1.5.3
BAB III
PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan.
Baca Juga : MAKALAH KODE ETIK PERBANKAN
BAB II
DASAR TEORI
2.1
Pengertian Konverter
Konverter
berfungsi untuk mengubah sinyal listrik dari satu bentuk ke bentuk lain yang
dibutuhkan. Terdapat
empat macam konverter, yaitu:
1.
Cycloconverter
(konverter AC ke AC)
2.
Rectifier
(konverter AC ke DC)
3.
Inverter
(konverter DC ke AC)
4.
Chopper
(konverter DC ke DC)
2.1.1 Cylcoconverter (Konverter AC
ke AC)
Cycloconverter atau bisa
juga disebut dengan cycloinverter berfungsi
untuk konversi suatu bentuk gelombang AC, menjadi gelombang AC yang lain untuk frekuensi lebih tinggi atau
yang lebih rendah. Cycloconverter yang telah dirancang sebagian besar untuk
aplikasi tiga fasa, sekalipun bisa juga dibuat untuk satu fasa. Kelebihan utama
cycloconverter adalah kehilangan daya konduksi maju (forward conduction) yang
rendah. Hal ini karena konverter tegangan AC frekuensi tinggi ke tegangan AC
frekuensi rendah tidak memerlukan filter cycloconverter.
Problem utama cycloconverter
adalah sangat tidak praktis, sehingga praktis jarang digunakan di lapangan. Problem yang lain adalah munculnya noise atau
harmonik pada penggunaan switch
gelombang AC, yang besarnya dipengaruhi oleh frekuensi input gelombang. Munculnya harmonik yang nilainya variabel ini
menyulitkan desain filternya.
Input cycloconverter di buat tetap, baik amplitudo
tegangan maupun frekuensi, sedangkan outputnya dibuat variabel (amplitudo dan
frekuensi). Output cycloconverter umumnya didesain berdaya besar (orde
Megawatt). Komponen utama yang digunakan sebagai pengendali umumnya menggunakan
SCR, sekalipun dalam beberapa aplikasi daya rendah lebih dipilih TRIAC.
Gambar 2.1 Prinsip Kerja Single Phase Cycloconverter
Baca Juga : 7 HAL YANG DILIHAT PENGGALI KUBUR
2.1.2 Rectifier (Konverter AC ke DC)
Dalam sebuah penyearah tak terkontrol, tegangan DC
konstan pada output berbeda dari suplai AC pada input. Dalam sebuah penyearah
setengah gelombang, tegangan DC ariable pada output dengan arus dan tegangan
positif dinamakan drive kuadran satu (single quadrant drive). Dengan penyearah
gelombang penuh, tegangan DC berpolaritas positif/variable dan arus dalam arah
positif dinamakan drive kuadran dua (double quadrant drive). Penyearah
gelombang penuh mempunyai alat-alat komutasi seperti GTO (gate turn-off thyristors)
dan power transistor. Ini merupakan suatu pengendali kuadran satu atau
pengendali kuadran dua. Jika digunakan dengan sebuah penyearah gelombang penuh,
dapat bervariasi empat fungsionalitas kuadran, yakni, tegangan dan juga arus
dalam kedua arah.
Gambar 2.2 Rectifier
2.1.3
Inverter (konverter DC ke
AC)
Penggunaan inverter untuk menjamin
tegangan AC berfrekuensi variabel pada output dari tegangan DC tetap yang
diberi pada inputnya. Ini adalah jenis sumber tegangan atau jenis sumber arus.
Arus atau tegangan output dapat diubah bersama dengan frekuensi melalui
tegangan input DC yang bervariasi. Ini terjadi dengan memberi tegangan DC ke
inverter melalui sebuah penyearah. Tegangan variabel, frekuensi AC variabel
bisa diperoleh dengan menggunakan PWM (pulse width modulation) untuk
pengontrolan inverter.
Gambar 2.3 Inverter
2.1.4 DC Chopper (Konverter DC ke DC)
Konverter DC-DC merupakan
salah satu jenis rangkaian elektronika daya yang berfungsi untuk mengkonversi
tegangan masukan searah konstan menjadi tegangan keluaran searah yang dapat
divariasikan berdasarkan perubahan duty cycle rangkaian kontrolnya. Sumber
tegangan dc dari konverter DC-DC dapat diperoleh dari baterai, atau dengan
menyearahkan sumber tegangan ac yang kemudian dihaluskan dengan filter
kapasitor untuk mengurangi riak (ripple).
Berikut adalah diagram blok dari
konverter DC-DC :
Pengubah
daya DC-DC (DC-DC Converter) tipe peralihan atau dikenal juga dengan
sebutan DC Chopper dimanfaatkan terutama untuk penyediaan tegangan
keluaran DC yang bervariasi besarannya sesuai dengan permintaan pada beban.
Komponen yang digunakan untuk menjalankan fungsi penghubung tersebut tidak lain
adalah switch (solid state electronic switch) seperti misalnya
Thyristor, MOSFET, IGBT, GTO. Berikut adalah blok diagram dari DC Chopper
beserta sumber masukannya :
Baca Juga : CONTOH MAKALAH PENCAIRAN KREDIT
2.2
Macam-Macam DC Chopper
Konverter DC-DC berlaku seperti
halnya trafo/transformer yang mengubah tegangan AC tertentu ke tegangan
AC yang lebih tinggi atau lebih rendah. Tidak ada peningkatan ataupun
pengurangan daya masukan selama pengkonversian bentuk energi listriknya,
sehingga secara ideal persamaan dayanya dapat dituliskan dengan persamaan
sebagai berikut :
Berdasarkan
penjelasan tentang definisi DC Chopper, DC Chopper dapat dibedakan menjadi
beberapa macam diantara lain sebagai berikut :
2.2.1 Buck Konverter
Konverter jenis buck merupakan
konverter penurun tegangan yang mengkonversikan tegangan masukan DC menjadi
tegangan DC lainnya yang lebih rendah. Seperti terlihat pada gambar 2,
rangkaian ini terdiri terdiri atas satu saklar aktif (MOSFET), satu saklar pasif
(diode), kapasitor dan induktor sebagai tapis keluarannya.
Gambar 2.6 Rangkaian konverter DC-DC tipe buck
Untuk
tegangan kerja yang rendah, saklar pasif (dioda) sering diganti dengan saklar
aktif (MOSFET) sehingga susut daya pada saklar bisa dikurangi. Apabila
menggunakan 2 saklar aktif, kedua saklar ini akan bekerja secara bergantian, dan hanya ada satu saklar yang menutup setiap
saat. Nilai rata-rata tegangan keluaran konverter sebanding
dengan rasio antara waktu penutupan saklar (saklar konduksi/ON) terhadap
periode penyaklarannya. Biasanya nilai faktor daya ini tidak lebih kecil dari
0.2, karena jika dioperasikan pada rasio tegangan yang lebih tinggi, saklar
akan bekerja dibawah keandalannya dan menyebabkan efisiensi konverter turun.
Untuk rasio (Vd/Ed) yang sangat tinggi, biasanya digunakan konverter DC-DC yang terisolasi atau topologi
yang dilengkapi dengan trafo.
Gambar
2.7 Tegangan Rata-Rata Buck Converter
Gambar 2.8 Persamaan Tegangan Buck Converter
Analisis riak arus keluaran
diperlukan untuk bisa mendesain tapis atau filter keluaran konverter DC-DC. Dari
persamaan di bawah ini, terlihat bahwa untuk mendapatkan riak arus keluran
konverter buck yang kecil, diperlukan tapis induktor (L) yang
nilainya akan semakin kecil dengan meningkatkan frekuensi penyaklaran.
Riak arus keluaran konverter DC-DC akan bernilai maksimum apabila konverter
bekerja pada duty cycle (d) = 0,5.
Baca Juga : MAKALAH KODE ETIK PERBANKAN
Gambar dibawah ini adalah kondisi
arus yang mengalir di tapis induktor pada saat konverter DC-DC bekerja pada
kondisi kritis. Yang dimaksud dengan kondisi kritis disini adalah kondisi
dimana arus di induktor mengalir ke beban sampai tepat bernilai nol pada saat saklar
OFF, atau induktor bekerja sebagai sumber arus. Dari gambar terlihat bahwa arus
yang mengalir di induktor sebanding dengan nilai dari riak arus keluaran.
Pada kondisi ini, dari gambar terlihat bahwa nilai riak arus keluran rata-rata
sebanding dengan 1/2 riak arus puncak ke puncak yang dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:
Gambar
2.10 Penyaklaran pada Kondisi Kristis
Gambar
2.11 Bentuk Gelombang Kondisi Diskontinu
2.2.2
Boost Converter
Konverter boost berfungsi
untuk menghasilkan tegangan keluaran yang lebih tinggi dibanding tegangan
masukannya, atau biasa disebut dengan konverter penaik tegangan. Konverter ini
banyak dimanfaatkan untuk aplikasi pembangkit listrik tenaga surya dan turbin angin.
Skema
konverter jenis ini dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4, dimana komponen
utamanya terdiri atas MOSFET, dioda, induktor, dan kapasitor. Jika saklar
MOSFET pada kondisi tertutup, arus akan mengalir ke induktor sehingga
menyebabkan energi yang tersimpan di induktor naik. Saat saklar MOSFET terbuka,
arus induktor ini akan mengalir menuju beban melewati dioda sehingga energi
yang tersimpan di induktor akan turun. Rasio antara tegangan keluaran dan
tegangan masukan konverter sebanding dengan rasio antara periode penyaklaran dan waktu pembukaan saklar. Keunggulan
dari konverter boost adalah mampu menghasilkan arus masukan yang kontiniu.
Gambar 2.12 Rangkaian konverter DC-DC
tipe boost
Karena
arus masukan konverter dapat dijaga kontinu, pada saat konverter ini diserikan dengan
penyearah dioda, konverter ini tidak menimbulkan
harmonisa pada arus sumber penyearah dioda. Atau dengan kata lain, arus sumber
mempunyai bentuk gelombang mendekati sinusoidal dengan faktor daya sama dengan
satu.
Gambar 2.13 Rangkaian konverter
DC-DC tipe boost + penyearah dioda (faktor daya satu)
Gambar
2.16 Efek Parasitik Komponen
2.2.3 Buck-Boost Converter
Konverter
buck-boost dapat
menghasilkan tegangan keluaran yang lebih rendah atau lebih tinggi daripada
sumbernya. Skema konverter ini dapat dilihat pada gambar 4. Rangkaian kontrol daya penyaklaran
akan memberikan sinyal kepada MOSFET. Jika MOSFET OFF maka arus akan mengalir
ke induktor, energi yang tersimpan di induktor akan naik. Saat saklar MOSFET ON
energi di induktor akan turun dan arus mengalir menuju beban. Dengan cara
seperti ini, nilai rata-rata tegangan keluaran akan sesuai dengan rasio antara waktu pembukaan dan waktu penutupan saklar. Hal inilah
yang membuat topologi ini bisa menghasilkan nilai rata-rata tegangan
keluaran/bebn bisa lebih tinggi maupun lebih rendah daripada tegangan
sumbernya.
Gambar 2.17 Rangkaian konverter DC-DC tipe buck-boost
Berikut
adalah persamaan umum dan persamaan riak arus keluaran buck boost
Masalah utama dari konverter
buck-boost adalah membutuhkan tapis induktor dan kapasitor yang besar di kedua
sisi masukan dan keluaran konverter, karena konverter dengan topologi seperti
ini menghasilkan riak arus yang sangat tinggi. Adapun yang perlu diperhatikan
juga disini adalah tegangan keluaran konverter buck-boost bernilai negatif atau
berkebalikan dengan sumber tegangan masukan.
2.2.3 Konverter Cuk
Seperti halnya tipe buck-boost,
konverter DC-DC topologi ini juga dapat menghasilkan tegangan keluaran yang
lebih kecil ataupun lebih besar daripada sumber tegangan. Dengan tambahan
induktor dan kapasitor pada sisi masukan, membuat topologi ini menghasilkan
riak arus yang lebih kecil daripada topologi buck-boost.
Gambar 2.18 Konverter DC-DC tipe cuk
2.2.4 Konverter Sepic
Konverter topologi ini adalah
perbaikan dari topologi konverter DC-DC tipe cuk. Konverter topologi ini
memungkinkan untuk menghasilkan tegangan keluaran yang berpolaritas sama dengan
sumber tegangan masukan.
Gambar 2.19 Konverter DC-DC tipe SEPIC
apakah konventer bisa menambah amper.atau menambah daya..
BalasHapusHALLO KAWAN TERIMAKASI ATAS KUNJUNGANNYA
BalasHapusSaya akan menjelaskan dari pertanyaan kawan mengenai konverter..
Konverter di fungsikan untuk mengkonversi Sinyal dari satu Frekuensi ke yang lain, antara AC dan DC, atau hanya mengubah Tegangan atau Frekuensi, atau beberapa kombinasi dari ini.
untuk mengubah nilai arus bisa mengunakan konverter arus atau yang sering di gunakan adalah trafo arus.
pada dasarnya konverter tidak bisa menambah daya yang dihasilkan, sesuai hukum daya "Arus yang mengalir melewati resistansi, selain menjangkitkan tegangan juga akan menjangkitkan Daya ( berupa panas )" makanilai daya yang melewati koverter akan berkurang, karena adanya timbul panas yang di hasilkan